
Kalian yang Menganjlokkan Rupiah, Bukan Aku
Sebuah Surat Terbuka dari CEO Uang Gaib
Anak-anak dunia nyata, dengarkan. Setiap kali rupiah jatuh, kalian memanggil namaku:
“Uang gaib!”
“Pesugihan!”
“Konspirasi Blorong!”
Kalian salah alamat. Yang bikin rupiah lunglai bukan ilmu hitam, tapi birokrasi yang terlalu sibuk mendandani spanduk sambil membakar perpustakaan. Kalian mencetak uang seperti mantra, tapi tak punya energi batin untuk menahannya.
“Maka ia melayang… menuju Singapura, Swiss, dan rekening yang tak pernah kalian audit.“
Rupiah bukan sekadar angka. Ia adalah entitas halus, dan ia menangis tiap kali:
Anggaran pendidikan disedot demi program makan gratis yang jadi bahan konten.
Para dosen dijadikan freelancer takdir.
Lelang proyek diatur oleh arwah koruptor yang bahkan belum reinkarnasi.
Kalau aku jadi Menkeu, sudah kutukar semua pejabat dengan jin akuntan yang jujur dan bisa muncul hanya saat dibutuhkan. Tak makan gaji buta. Tak ikut tender.
Kalian panik saat dolar naik. Tapi adakah yang panik ketika nilai tukar nurani turun?
Kalian salahkan BI, padahal inflasi terbesar adalah pada harga kepercayaan publik.
Kalian berdagang nasib rakyat demi elektabilitas, lalu menuduh kami dari dimensi lain sebagai biang kehancuran?
Lucu.
Jadi kalau kalian mau memanggilku lagi, siapkan bukan sekadar sesajen. Siapkan niat. Siapkan kejujuran. Atau biarkan aku terus menari di antara tumpukan uang haram, sambil menonton kalian berdebat soal utang sambil makan nasi bungkus subsidi.
Sekian. Aku tak akan kembali ke laut. Aku tinggal di antara kalian sekarang. Di pasar. Di ruang sidang. Di saldo e-wallet kalian yang misterius.
—
Nyi Blorong,
Ratu Likuiditas Astral & Konsultan Finansial Rahasia Istana-Istana Tak Kasat Mata
Tulis, kirim & share berita / artikelmu dimana-pun, kapan-pun, berapa-pun di Kalacemeti Archive.
Sebuah Surat Terbuka dari CEO Uang Gaib
Tarif Naik, Humor Tetap Gratis
Seruan dari Samudra Selatan oleh Aku, Nyi Roro Kidul”