Tag: kesehatan

  • Tentang Usia, Tentang Batas

    Tentang Usia, Tentang Batas

    Tentang Usia

    Tentang Batas

    Rahasia umur panjang: jangan percaya rahasia

    Ditemukan dalam laci besi tanpa kunci, di rumah yang peta lantainya tidak cocok dengan denah kota. Kertasnya tipis, tapi baunya seperti waktu. Tertulis dengan tangan yang tidak gemetar, seolah penulisnya sudah berdamai dengan umur. Tidak ada nama, tidak ada tanggal. Hanya judul:

     

    “Tentang Usia, Tentang Batas”

    Jangan Percaya Umur di KTP

    Umur bukan angka, tapi ritme. Ada yang berlari ke akhir, ada yang menari di tempat. Yang menari lebih lama hidupnya. Maka, jangan terburu-buru. Bahkan bangun tidur pun, kalau bisa lambat, lambatlah dengan elegan.

    Makan Seperti Burung, Tapi Burung Cerdas

    Makan sedikit, tapi pilih-pilih. Kalau bisa seperti burung nuri Oxford—cantik, bijak, dan tahu kapan harus berhenti mengunyah. Jangan jadi kerbau pesta kenduri. Panjang umur bukan soal kenyang, tapi soal tahu rasa.

    Berteman dengan Marah, Tapi Jangan Nikah Dengannya

    Marah itu tamu, bukan istri. Kalau datang, sambut sebentar, lalu suruh pulang. Jangan diseduh jadi kopi harian. Panjang umur lebih dekat dengan yang damai, bukan yang suka debat di warung kopi.

    Baca Buku Seperti Minum Obat

    Satu-dua lembar sehari. Tidak perlu khatam filsafat Yunani, cukup puisi lama yang bikin dada hangat. Panjang umur juga urusan hati yang cukup diberi makan imajinasi.

    Hindari Dokter, Kecuali Mereka Menulis Puisi

    Datang ke dokter hanya kalau tubuh benar-benar berniat mati. Sisanya, dengarkan tubuh seperti mendengarkan radio tua: agak sember, tapi penuh pesan rahasia.

    Jalan Kaki ke Mana-Mana, Termasuk ke Dalam Diri

    Langkah kaki menyiram akar umur. Tak perlu maraton. Cukup menyusuri gang kecil, dan sesekali bertanya pada bayangan sendiri: “Masih mau hidup berapa lama, dan untuk apa?”

    Tidur Cepat, Tapi Mimpi yang Panjang

    Tidur itu pertemuan dengan dunia paralel. Siapkan bantal sebaik altar. Jangan bawa gadget, bawa saja pertanyaan-pertanyaan yang belum dijawab sejak umur dua puluh lima.

    Cintai Negeri, Tapi Jangan Sampai Jadi Tua Karena Marah pada Negeri

    Melihat negeri itu seperti melihat anak remaja: kadang tolol, kadang jenius, tapi tetap harus dicintai. Kalau tidak, darah naik, tekanan naik, dan umur pendek. Simpel.

    Jangan Mati-Matian Mengejar Panjang Umur

    Karena yang paling panjang umurnya justru yang lupa menghitung. Hidup tidak untuk dikalkulasi, tapi untuk dirayakan seperti lagu lama yang selalu enak didengar meski pita kasetnya kusut.

    Tulisan ini ditemukan di balik amplop bekas surat kabar, terselip dalam buku agenda bertahun 1982. Tulisannya rapi, tapi tinta sudah pudar. Tidak ada tanda tangan. Hanya catatan kaki:

     

    “Usia adalah teka-teki yang terlalu sopan untuk dijawab langsung.”

    KALATIZEN

    Journalism

    Tulis, kirim & share berita / artikelmu dimana-pun, kapan-pun, berapa-pun di Kalacemeti Archive.

    Related News

    KALACEMETI RISET DAN ASET

    Jl. Selomerto Madukara #06-07

    Jagalan, Selomerto, Wonosobo

    Jawa Tengah – 56361, Indonesia

    © 2024 Kalacemeti.

    KALACEMETI RISET DAN ASET

    Jl. Selomerto Madukara #06-07

    Jagalan, Selomerto, Wonosobo

    Jawa Tengah – 56361, Indonesia

    © 2024 Kalacemeti.

    KALACEMETI RISET DAN ASET

    Jl. Selomerto Madukara #06-07

    Jagalan, Selomerto, Wonosobo

    Jawa Tengah – 56361, Indonesia

    © 2024 Kalacemeti.

  • Jangan Ngemil di Tengah Malam

    Jangan Ngemil di Tengah Malam

    Jangan Ngemil

    di Tengah Malam

    Panduan Anti-Obesitas dari Orang yang Pernah Makan 5 Pizza Sendiri

    Gue ngerti. Lo mikir, “Ah, Big Show kan emang gede. Gausah sok nasihatin soal berat badan.”
    Well, surprise surprise—I had to learn how to control my weight, or I’d end up as a furniture exhibit in a museum. Pernah sekali gue duduk di kursi kayu… dan kayunya pensiun dini.

     

    Obesitas bukan cuma soal angka di timbangan. Ini soal kesehatan, mobilitas, dan harga jeans yang makin mahal. So here we go.

    Makan kayak lo mau ketemu gue besok

    Artinya? JANGAN bohongin diri sendiri. Lo tau kapan kenyang. Lo tau kalau makan keripik jam 11 malam itu bukan self-care, tapi sabotase. Kalau lo ragu, tanya: “Apakah Big Show bakal ngizinin gue makan ini?” Kalau jawabannya “mungkin enggak,” maka simpen.

    Gerak! Tapi jangan langsung pengen kayak The Rock

    Mulai dari yang masuk akal. Jalan kaki. Naik tangga. Mainin dumbbell bekas pintu kulkas. Yang penting konsisten. Gue dulu mulai dari angkat beban… terus ngangkat dua beban sekaligus karena ego.

    Tidur itu bukan buat lemah. Tidur itu buat jagoan.

    Kurang tidur = hormon lapar naik. Tiba-tiba lo bangun jam 2 pagi dan pengen makan keju parut sama saus sambal. Jangan. Matikan layar, tidur yang cukup. Gue sendiri, kalau tidur kurang… gue makan lebih banyak. Dan lo gak mau liat Big Show lapar.

    Jangan percaya ‘teh pelangsing’ dari sepupu lo yang jadi MLM

    Mau sehat, bukan ngilang. Suplemen boleh, tapi jangan dijadiin dewa. Obesitas nggak punya shortcut—cuma jalan panjang, penuh keringat dan kadang sedikit nangis pas liat timbangan.

    Ingat: badan lo bukan musuh. Tapi kalo lo nyuekin, dia bakal nyiksa lo balik.

    Sayangi badan lo. Gue udah ada di dua sisi spektrum: yang terlalu gede, dan yang terlatih. Percayalah, yang tengah-tengah lebih enak. Bisa naik roller coaster TANPA ditolak penjaga wahana.

    Mencegah obesitas bukan soal pengen kurus. Ini soal bisa nafas lega, bisa main sama anak, dan gak kehabisan napas cuma gara-gara ngiket tali sepatu.

     

    Gue Big Show. Gue pernah jadi raksasa. Tapi sekarang, gue juga belajar jadi sehat. Kalau gue bisa, lo juga bisa. Kecuali lo masih percaya mie instan 3 bungkus itu “snack kecil”. Stop it, bro. Just stop.

     

    KALATIZEN

    Journalism

    Tulis, kirim & share berita / artikelmu dimana-pun, kapan-pun, berapa-pun di Kalacemeti Archive.

    Related News

    KALACEMETI RISET DAN ASET

    Jl. Selomerto Madukara #06-07

    Jagalan, Selomerto, Wonosobo

    Jawa Tengah – 56361, Indonesia

    © 2024 Kalacemeti.

    KALACEMETI RISET DAN ASET

    Jl. Selomerto Madukara #06-07

    Jagalan, Selomerto, Wonosobo

    Jawa Tengah – 56361, Indonesia

    © 2024 Kalacemeti.

    KALACEMETI RISET DAN ASET

    Jl. Selomerto Madukara #06-07

    Jagalan, Selomerto, Wonosobo

    Jawa Tengah – 56361, Indonesia

    © 2024 Kalacemeti.

  • Membedah Luka Batin sebagai Estetika

    Membedah Luka Batin sebagai Estetika

    Membedah Luka Batin

    sebagai Estetika

    Salju yang indah tidak menjadikannya hangat. Penderitaan yang dipoles tidak menjadikannya penyembuh

    Dalam dunia yang terhubung secara digital, kita menyaksikan bentuk baru dari ekspresi personal: penderitaan sebagai gaya hidup, depresi sebagai filter, kecemasan sebagai caption. Mental illness telah menjadi aesthetic—diekspresikan melalui foto hitam putih, puisi pendek tanpa tanda baca, dan musik ambient penuh desah. Namun, apakah ini bentuk pemrosesan trauma, atau sekadar salju buatan yang tak pernah mencair?

    Luka Batin

    Bukan Ornamen

    Ah, bilangan prima. Seperti koin emas yang tersembunyi di dasar laut, sulit ditemukan, tapi nilainya tak ternilai. Bilangan prima adalah fondasi dari semua bilangan lainnya—mirip seperti aku yang jadi fondasi ekonomi keluarga lewat working class cult 24/7 (ehm).

     

    Dalam dunia nyata, bilangan prima juga digunakan untuk kriptografi. Alias: menjaga rahasia. Seperti kunci rahasia brangkas hatiku yang gak mungkin kena hack oleh logikamu. Tapi lebih… matematis, bukan romantis.

    Es Tidak Menangis

    Estetika penderitaan menawarkan pelarian sesaat, tetapi sering kali membeku dalam ilusi. Es memang indah, tapi ia tidak menangis. Es menyembunyikan air di dalamnya, membungkus kelembutan dengan kekerasan. Tapi untuk sembuh, kita tidak bisa tetap beku. Kita harus mencair—membiarkan diri terasa, terluka, dan tumbuh.

    Estetika vs Autentisitas

    Ada perbedaan besar antara mengekspresikan luka dengan jujur dan mengemasnya menjadi brand. Yang pertama adalah keberanian. Yang kedua adalah penghindaran yang tampak modis. Sub-Zero tidak bersembunyi di balik topeng untuk terlihat keren—topeng itu adalah warisan, simbol, dan beban.

    Saya tidak menulis ini untuk menghakimi. Saya menulis ini sebagai seseorang yang pernah berjalan di atas danau beku kesunyian, dan menyadari: untuk menyembuhkan, seseorang harus menyelam di bawah permukaan. Jangan jadikan penderitaanmu bingkai. Jadikan itu cermin. Lalu pecahkan.

     

    “Yang membekukan hati bukanlah es, melainkan keengganan untuk mencair.”

    KALATIZEN

    Journalism

    Tulis, kirim & share berita / artikelmu dimana-pun, kapan-pun, berapa-pun di Kalacemeti Archive.

    Related News

    KALACEMETI RISET DAN ASET

    Jl. Selomerto Madukara #06-07

    Jagalan, Selomerto, Wonosobo

    Jawa Tengah – 56361, Indonesia

    © 2024 Kalacemeti.

    KALACEMETI RISET DAN ASET

    Jl. Selomerto Madukara #06-07

    Jagalan, Selomerto, Wonosobo

    Jawa Tengah – 56361, Indonesia

    © 2024 Kalacemeti.

    KALACEMETI RISET DAN ASET

    Jl. Selomerto Madukara #06-07

    Jagalan, Selomerto, Wonosobo

    Jawa Tengah – 56361, Indonesia

    © 2024 Kalacemeti.